BULAN BAHASA BALI
Gubernur Bali DR. IR. Wayan Koster, MM menerbitkan
Peraturan Gubernur (pelindungan dan
penggunaan bahasa, aksara, dan sastra
bali serta penyelenggaraan bulan bahasa bali. pelindungan dan penggunaan bahasa, aksara, dan sastra bali serta
penyelenggaraan bulan bahasa bali itu tertuang dalam Pergub nomor
80 tahun 2018 tentang pelindungan dan penggunaan bahasa, aksara, dan sastra bali serta
penyelenggaraan bulan bahasa bali.
pelindungan dan penggunaan bahasa, aksara, dan sastra bali serta
penyelenggaraan bulan bahasa bali telah diberlakukan sejak 26 September
2018 lalu.
Nah karena hal itu kami di SMK N Bali Mandara
melaksanakan yang namaya Bulan Bahasa Bali yang dimana acara ini diadakan di
sekolah kami ada banyak perlombaan yang kami adakaan untuk mendukung pergub
gubernul Bali yang bertujuan untuk melestariakan budaya Bali salah satunya
adalah Nyurat Lontar, Masatwe Bali, Cipta dan Baca Puisi yang di jaman sekarang
sedikit generasi muda kita yang bisa menggunakan bahasa Bali dan budaya Bali.
Lomba yang pertama adalah yurat lontar yang
dimana pesertanya adalah siswa siswi tidak mau kalah Ibu Bapak dewn guru juga ikut berpartisipasi mengikuti kegiatan perlombaan ini dan bahkan diikuti juga oleh Bapak kepala sekolah I Wayan Agustiana, S.Pd. M.Pd beliyau juga ikut berpartisipasi dalam lomba ini alasan
beliyau mengikuti perlombaan ini karena beliau cinta akan budaya bali dan iya ingin mengajarkan generasi muda
kita untuk mencintai budaya kita sendiri, kalau bukan kita siapa lagi yang akan melestariak budata ini. Hasil dari tulisan lontar ini akan langsung di arsipkan di sekolah kami sebagai hiasan yang indah yang didalamya berisi banyak makna dan filosofi dan serta berisi
banyak ilmu pengetahuan didalamya. karya yang indah ini kami pajang di dalam rak lemari kaca yang bisa
dilihat oleh semua siswa sebagai bahan motipasi pendorong agar mau
melestarikan budaya bali.
Selain mengadakan lomba nyurat
lontar, di sekolah kam juga mengadakan lomba cipta dan baca puisi bali yang
dimana peserta lomba ini adalah perwakilan dari Gerha (gerha merupakan keluarga
kecil yang kami miliki di sekolah SMK N Bali Mandara sebagai pengganti keluarga
kita dirumah karena di sekolah SMK N Bali Mandara adalah sekolah berasrama.
Setiap Gerha terdiri dari Mata Dan pita sebagai orang tua asuh orang tua asuh
ini mengasuh dan 45-50 siswa yang mereka rawat layaknya anak mereka sendiri).
Dalam perlombaan ini setiyap gerha wajib mengirimkan perwakilanya untuk
mengikuti lomba cipta dan baca puisi ini.
Setelah itu dilakukan lomba masatwa bali yang
dimana siswa harus menghapalkan naskahnya sendiri lomba ini memakai bahasa bali
alus dan lomba ini diwakilkan oleh siswa pergerha setiyap gerha bisa
mengirimkan minimah 1 pasang putra dan putri untuk tema dari lomba ini bebas.
Tidak mau kalah ibu paka guru juga ikut dalam berlombaan ini mereka unjuk
bakatnya dalam berbicara bahasa ingris.
Yang paling seru adalah lomba mading yang dimana
disini siswa dam matha pita bisa berbaur memuat gagasan dan terobosan yang
menjadi satu kesatuan untuk mencari ide yang nantinya di tuwangkan kedalam
bentuk mading. Mading yang dibuat harus terdapat materi tentang terobosan kereatip untuk
mengajegkan budaya, sastra bali dan yang paling penting aksara Bali yang
semakin hari hilang tergerus arus teknologi digital.
Di dalam acara tersebut ada
pertunjukan yang menghibur yang dimana gerha-gerha bersatu membuat pertunjukan
pementasan derama (lawak bali) di dalam tema derama terssebut mengangkat cerita
tentang perjuangan generasi muda bali
untuk berusaha belajar bahasa bali, budaya Bali, penggunaan pakean adat yang
benar, dan memajukan budaya bali dengan dialog yang membuat penghibur tertawa
dan tak kalah serunya iringan musik yang menabjubkan dari siswa yang
menggunakan alat musik gerantang, tektekan, dan kelaborasi antara musi moderen
dan teradisional sehingga menciptakan musik yang unuik.
Di dalam acara ini kami juga
membetuk panitiya sendiri dari siswa yang dipilih melalui perwakilan MOK
(Mpk,Osis,dan KY) karena disekolah kami memiliki moto Dari, Oleh,Untuk, Dan
Bagi yang diawasi oleh ibu bapak-dewan guru. Dengan begitu kami harus siyap
membuat administrasi yang lengkap dan memperhitungkan pendanaanya dengan begitu
kami diajarkan supaya kami nantiya bisa menjadi generasi muda yang bertanggung
jawab, disiplin,mandiri dan memiliki sekil bekerja sebelum langsung terjun ke
dunia indusri. Sekolah kami memiliki moto tubikam the liding schol incriting
lider prener yang artinya mencetak pemimpin dan wirausahaan dimasa muda. yang
memiliki tujuan untuk membina karakter dan sekil nantiya pada saat kita tamat
dari smk n bali mandara.
Nah inilah acara puncaknya
yaitu pengumuman juaranya untuk siswa yang mendapatkan juara akan mendapatkan
piagam+buku novel+baju kaos. Siswa tidak ada memikirkan juaranya tapi siswa
memikirkan proses untuk membuat acara tersebut sampai selesai dan berjalan
dengan lancar.
Setelah acara selesai siswa dan
siswi akan mengimplementasikan ilmu yang sudah didapatka di lingkungan sekolah
dengan cara kami membuat program bali nis the yang artinya 1 hari pul
menggunakan bahasa bali di sekolah kami senin sampai jumat menggunakan bahasa
ingri kecuali ari kamis. hari kamis dan sabtu menggunakan bahasa bali dan pada
hari minggu menggunakan bahasa bebas (bahasa setempat bahasa daerah contohya
saya dari karangasem sayang menggunakan bahasa kami di karangasem karena
disekolah smk n bali mandara siswanya dari seluruh provinsi bali jadi bahasa
daerahya berbeda-beda disanalah kebahagiaan bagi kami bisa mengetahui bahasa
daerah masing masing di bali).
Tujuan dari kegiatan bulan bahsa yang kami buat
adalah untuk menyadarkan generasi muda bali supaya sadar akan budaya, bahasa
daerah mereka sendiri, supaya sadar akan keunikan budaya kita di pulau bali ini
yang di kenal dengan pulau seribu pura, mengajak generasi muda untuk mencintai
budaya kita sendiri, dan ada banyak lagi tujuanya yang lainnya.
“inggatlah
bahwa harta yang paling mahal di dunia ini adalah pengalaman hidup kita bukanya
uwang yang bisa menimbulkan permasalahan kedepanya bagi kehidupan kita”
“seberapa
canggihya teknologi sekarang ini jangan pernah lupa akan budaya kita yang
sudah ada sejak dulu dan sudah mendarah daging di diri dan raga kita”
0 comments:
Post a Comment